Diameter poros dapat diperoleh dari rumus:
dimana : .
dp = diameter poros ( mm )
= kekuatan tari baha ( kg/mm2)
Kt = faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya tumbukan, faktor ini dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan beban secara halus, dipilih sebesar 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan,dan dipilih sebesar 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan yang besar. Dalam hal ini harga Kt diambil sebesar 2,0 untuk menjamin keamanan dari poros.
Cb = faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya beban lentur, dimana untuk perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terjadi karena momen puntir saja, dan diperkirakan tida akan terjadi pembebanan lentur, sehingga harga Cb ini diambil sebesar 1,0.
Maka diameter poros yang direncanakan:
dp=
dp = 31,0177 mm
dp = 31 mm
3.6. Pemeriksaan Kekuatan Poros
Ukuran poros yang telah direncanakan harus diuji kekuatannya. Pengujian dilakukan dilakukan dengan memeriksa tegangan geser yang terjadi ( akibat momen puntir ) yang bekerja pada poros. Apabila tegangan geser ini melampaui tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan maka poros mengalami kegagalan.
Besar tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja pada poros diperoleh dari:
dimana: tegangan geser akibat momen puntir ( kg/mm2 )
Mp = momen puntir yang terjadi ( kg.mm )
dp = diameter poros ( mm )
Untuk momen puntir sebesar Mp= 14043,3755 kg.mm, dan diameter poros dp= 31 mm, maka tegangan gesernya adalah :
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser izinnya ( ?p < ?a) dimana ?a = 4,8 kg/mm2, sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran poros yang direncanankan cukup aman.